FASE TURUNYA AL-QUR’AN (NUZULULQUR’AN), CIRI- CIRI DAN BENTUKNYA
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
KELOMPOK lI (dua)
NAMA NIM
1. INDAH
AGUSRIYANI 16 30200045
2. WISDA LIA FITRI 16
302000
FAK/JUR/SEM : FDIK/
BKI-2 / III (TIGA)
DOSEN PEMBIMBING :
ZILFARONI, S. Sos.l., M.A
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PADANGSIDIMPUAN
TA.2017/2018
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaykum wr wb.
Puji syukur kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya kepada kita semua,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini tanda ada halangan
sedikitpun. Sholawat serta
Salam kepada Nabi Muhammmad SAW yang telah rela berjuang demi mengajak ummatnya
kepada jalan yang benar serta dipenuhi cahaya Iman dan Islam.
Adapun materi yang kami paparkan dalam makalah
ini berjudul “FASE TURUNYA AL-QUR’AN (NUZULULQUR’AN), CIRI- CIRI DAN BENTUKNYA’’. Kami menyadari dan meyakini bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Masih banyak kekurangan dan kesalahan yang kami sadari ataupun yang
tidak kami sadari. Oleh karena itu kami mengharap kritik dari makalah ini.
Namun begitu, meskipun makalah ini jauh dari kata sempurna kami
berharap agar makalah ini sedikit banyaknya dapat bermanfaat bagi yang
membacanya. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan mendukung dalam pembuatan makalah ini.
Penulis
31
AGUSTUS 2017
FASE TURUNYA AL-QUR’AN (NUZULULQUR’AN), CIRI- CIRI DAN BENTUKNYA
PENDAHULUAN
Tidaklah tersembumyi bagi siapapun juga bahwa tiap-tiap sesuatu dan ada
kadarnya. Demikianlah sunnatullah didalam alam ini. Sejarah adalah saksi yang
benar menetapkan kebenaran ini. Seseorang ahli sejarah yang hendak menggali
sesuatu dari perkembangan sejarah harus mengetahui sebab-sebab kejadian dan
pendorong-pendorongnya, jika dia ingin mengetahui hakikat sejarah itu
sebenaranya, bukan sejarah saja yang memerlukan hal demikian, ilmu-ilmu tabi’at,
ilmu-ilmu kemasyarakatan dan kebudayaan serta kesusastraan juga memerlukan
sebab dan musabab.
Turunnya AlQur’an merupakan suatu kejadian yang sangat mengagetkan
sekaligus menggembirakan hati Rasulullah SAW. Sebagaimana turunnya Surat
Al-‘alaq(ayat:1-5), Nabi Muhammad SAW dalam menerimanya sangatlah berat
karena karena diturunkan lewat perantara malaikat jibril sesosok yang membuat
Nabi SAW ketakutan. Saat malaikat jibril menyampaikan wahyu tersebut,
Rasullullah juga merasa keberatan karena tidak bisa melaksakan apa yang
diperintah malaikat jibril. Tetapi setelah berkali-kali malaikat jibril
mengulang akhirnya Rasullah SAW dapat menerimanya. Begitupun saat menerima
ayat-ayat yang lain, Rasulullah selalu merasa ketakutan dengan segala sesuatu
yang mengiringi ayat-ayat tersebut.
Begitu sulitnya Rasulullah dalam menerima wahyu membuktikan kalau peristiwa
turunnya Al Qur’an merupakan suatu kejadian yang sangat luar biasa dan juga
merupakan suatu . Dengan turunnya Al Qur’an berarti banyak hal yang perlu
dikaji lebih mendalam lagi, baik dari segi sebab-sebab turunnya atau yang
sering disebut Asbabun Nuzul maupun proses turunnya Al Qur’an itu sendiri.
Dalam makalah ini akan kita bahas tentang Fase
Turunya Al-Qur’an (Nuzululqur’an), Ciri- Ciri Dan Bentuknya
PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN
AL-QUR’AN
Secara
etimologi menurut buku karangan DR.ROSIHON ANWAR,M.Ag.,para ulama berbeda
pendapat dari segi derivasi(isytiqaq),cara melafalkan (apakah menggunakan
hamzah aatau tidak)dan apakah merupakan kata sifat atau kata jadian. Sedangkan
secara istilah
a.Menurut Manna’ Al-Qaththan:
كلام اللله المنز ل عل محمد صل لله عليه و سلمم المتعبد بتلا و ته
Artinya:
Kitab Allah yang diturunkan kepda Nabi
Muhammad saw. Dan orang yang membacanya akan memperoleh pahala.
b.Menurut Al-Jurjani:
هو المنزل عل الرسول المكتوب في المصا حف
المنقول عنه نقلا مننوا ترابلا شبهة
Artinya:
Yang di turunkan kepada Rasulullah saw.,di
tulis dalam mushaf,dan diriwayatkan secara mutawatir tanpa kerguan.
Dalam kitab Drs.Abu Anwar,M.Ag. secara etimologi Al-qur’an berarti
bacaan. Ali Sha-Shobuni menyatakan bahwa Al-qur’an adalah firman Allah yang mu’jiz, diturunkan kepada Nabi Muhammad
melalui perantaraan malaikat jibril yang tertulis dalam mushaf,diriwayatkan
secara mutawatir,menjadi ibadah ibadah bagi yang membacanya.
Menrut Imam Al-Zarqoni memberikan pengertian bahwa Al-qur’an adalah
lafaz yang di turunkan kepada Nabi Muhammad saw yang di awali dengan surah
Al-Fatiha dan di akhiri dengan surah An-Naas. Nuzulul Qur’an di turunkan
dengan berangsur-angsur agar mudah di
pahami dan mudah di ingat. Al-qur’an di turunkan kepada nabi Muhammad melalui
perantaraan malaikat Jibril dengan cara mewahyukan secara langsung maupun tidak
lansung.
B. FASE/TAHAP TURUNNYA AL QUR’AN
1. Tahap pertama ( At-Tanazzulul Awwalu ), Al-Qur’an
diturunkan atau ditempatkan di Lauh Mahfudh, yakni suatu tempat di mana manusia
tidak bisa mengetahuinya secara pasti. Hal ini sebagaimana diisyaratkan dalam
QS Al-Buruj : 21-22.
Artinya : Bahkan yang didustakan mereka itu
ialah Al Qur’an yang mulia, yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh.
Penjelasan mengenai sejak kapan Al-Qur’an
ditempatkan di Lauh Mahfudh, dan bagaimana caranya adalah merupakan hal-hal
gaib yang menjadi bagian keimanan dan tidak ada yang mampu mengetahuinya selain
dari Allah swt. Dalam konteks ini Al-Qur’an diturunkan secara sekaligus maupun
secara keseluruhan. Hal ini di dasarkan pada dua argumentasi.
Pertama: Karena lahirnya nash pada ayat 21-22
surah al-Buruj tersebut tidak menunjukkan arti berangsur-angsur. Kedua: karena
rahasia/hikmah diturunkannya Al-Qur’an secara berangsur-angsur tidak cocok
untuk tanazul tahap pertama tersebut. Dengan demikian turunnnya Al-Qur’an pada
tahap awal, yaitu di Lauh Fahfudz dapat dikatakan secara sekaligus dan tidak
berangsur-angsur.
2. Tahap kedua (At-Tanazzulu Ats-Tsani), Al-Qur’an turun dari Lauh Mahfudh ke Baitul `Izzah di Sama’ al-Dunya (langit dunia), yakni setelah Al-Qur’an berada di Lauh Mahfudh, kitab Al-Qur’an itu turun ke Baitul `Izzah di langit dunia atau langit terdekat dengan bumi ini. Banyak isyarat maupun penjelasannya dari ayat-ayat Al-Qur’an maupun hadits Nabi SAW. antara lain sebagai berikut dalam Surat Ad-Dukhan ayat 1-6 :
2. Tahap kedua (At-Tanazzulu Ats-Tsani), Al-Qur’an turun dari Lauh Mahfudh ke Baitul `Izzah di Sama’ al-Dunya (langit dunia), yakni setelah Al-Qur’an berada di Lauh Mahfudh, kitab Al-Qur’an itu turun ke Baitul `Izzah di langit dunia atau langit terdekat dengan bumi ini. Banyak isyarat maupun penjelasannya dari ayat-ayat Al-Qur’an maupun hadits Nabi SAW. antara lain sebagai berikut dalam Surat Ad-Dukhan ayat 1-6 :
Artinya: Ha-Mim. Demi Kitab (Al Qur’an) yang
menjelaskan, sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi
dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan
segala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami.
Sesungguhnya Kami adalah Yang mengutus rasul-rasul, sebagai rahmat dari
Tuhanmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (QS
Ad-Dukhan 1-6).
3. Tahap ketiga (At-Tanazzulu Ats-tsaalistu), , Al-Qur’an turun dari Baitul-Izzah di langit dunia langsung kepada Nabi Muhammad SAW., yakni setelah wahyu Kitab Al-Qur’an itu pertama kalinya di tempatkan di Lauh Mahfudh, lalu keduanya diturunkan ke Baitul Izzah di langit dunia, kemudian pada tahap ketiga Al-Qur’an disampaikan langsung kepada Nabi Muhammad saw dengan melalui perantaraan Malaikat Jibril. Dalam hal ini antara lain tersebut dalam QS Asy-Syu`ara’ : 193-194, Al-Furqan :32 sebagai berikut:
3. Tahap ketiga (At-Tanazzulu Ats-tsaalistu), , Al-Qur’an turun dari Baitul-Izzah di langit dunia langsung kepada Nabi Muhammad SAW., yakni setelah wahyu Kitab Al-Qur’an itu pertama kalinya di tempatkan di Lauh Mahfudh, lalu keduanya diturunkan ke Baitul Izzah di langit dunia, kemudian pada tahap ketiga Al-Qur’an disampaikan langsung kepada Nabi Muhammad saw dengan melalui perantaraan Malaikat Jibril. Dalam hal ini antara lain tersebut dalam QS Asy-Syu`ara’ : 193-194, Al-Furqan :32 sebagai berikut:
Artinya : Ia
(Al-Qur’an) itu dibawa turun oleh Ar-Ruh al-Amin (Jibril) ke dalam hatimu
(Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi
peringatan (Asy-Syu`ara’: 193-194).
Artinya :
Berkatalah orang-orang kafir, mengapa Al-Qur’an itu tidak diturunkan kepadanya
sekali turun saja. Demikianlah supaya Kami perbuat hatimu dengannya dan Kami
(menurunkan) dan membacakannya kelompok demi kelompok (Al-Furqan ayat 32).
Al-Qur’an
diturunkan dari Bait Al-Izzah ke dalam hati Nabi melalui malaikat Jibril dengan
cara berangsur-angsur sesuai dengan kebutuhan. Adakalanya satu ayat, dua ayat,
bahkan kadang-kadang satu surat. Diisyaratkan dalam Surat Ass-Syu’ara’ 193-195,
“Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), Ke dalam hatimu (Muhammad)
agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan,
Dengan bahasa Arab yang jelas”
Adapun tentang kayfiyat Al-Qur’an itu di turunkan telah
terjadi penyelisihan antara para ulama. Dalam hal ini ada tiga pendapat :
1. Al-Qur’an itu diturunkan ke langit dunia pada malam al-qadr
sekaligus lengkap dari awal sampai akhir. Kemudian diturunkan berangsur-angsur
sesudah itu dalam tempo 20 tahun atau 23 tahun atau 25 tahun berdasarkan pada
perselisihan yang terjadi tentang berapa lama nabi bermukim di mekkah sesudah
beliau di angkat menjadi rasul. Pendapat ini berpegang pada riwayat Ath Thabary
dari Ibnu abbas beliau berkata “diturunkan Al-Qur’an dalam lailatul qadr dalam bulan
ramadhan ke langit dunia sekaligus semuanya, kemudian dari sana (langit)
diturunkan sedikit sedikit kedunia”. Dari segi isnad riwayat tersebut kurang
kuat akan tetapi boleh di gunakan.
2.
Al-Qur’an itu di turunkan ke langit
dunia dalam 20 kali lailatul qadr dalam 20 tahun atau 23 kali lailatul qadr
dalam 23 tahun atau 25 kali lailatul qadr dalam 25 tahun. Pada tiap-tiap malam
diturunkan ke langit dunia tersebut, sekedar yang hendak di turunkan dalam
tahun itu kepada Nabi Muhammad SAW dengan cara berangsur-angsur.
3.
Al-Qur’an itu permulaan turunnya
ialah di malm al qadr, kemudian diturunkan setelah itu dengan berangsur-angsur
dalam berbagai waktu.
Adapula pendapat bahwa Al-Qur”an di turunkan tiga kali dalam
tiga tingkat:
1.
Di turunkan ke lauhil mahfudz.
2.
Di turunkan ke baitul izzah di
langit dunia.
3.
Di turunkan berangsur-angsur
kedunia.
Meski sanad nya shoheh, Dr. Subhi as
Sholeh menolak pendapat di atas tersebut karena turunnya Al-Qur’an yang
demikian itu termasuk bidang yang ghaib dan juga berlawanan dengan dzahir
Al-Qur’an.
Menurut pendapat ulama jumhur, bahwa
”lafadz Al-Qur’an tertulis di lauhil mahfudz lalu di pindah dan di turunkan ke
bumi”, dengan demikian tidak ada lagi lafadz-lafadz Al-Qur’an. Di lauhil
mahfudz. Menurut pendapat Hasby Ash-Shiddiqie yang di nukil bukan lafazd yang
ter ma’tub, hanya di salin lalu di turunkan. Hal ini sama dengan orang yang
nenghapal isi kitab Al-Qur’an, isi kitab tetap berada dalam kitab yang di salin
dalam hapalan pun persis sebagai mana yang tertulis dalam kitab Al-Qur’an itu.
Al-Qur’an diturunkan dalam waktu 22
tahun 2 bulan 22 hari, yaitu mulai dari malam 17 Ramadhan tahun 41 dari
kelahiran Nabi sampai 9 dhulhijjah Haji wada’ tahun 63 dari kelahiran
Nabi atau tahun 10 H. Permulaan turunnya Al-Qur’an ketika Nabi SAW bertahannus
(beribadah) di Gua Hira. Pada saat itu turunlah wahyu dengan perantara Jibril
Al-Amin dengan membawa beberapa ayat Al-Qur’an Hakim. Surat yang pertama kali
turun adalah surat Al-Alaq ayat 1-5. Sebelum wahyu diturunkan telah turun
sebagian irhas (tanda dan dalil) sebagaimana hadits yang diriwayatkan
Imam Bukhori dengan sanad dari Aisyah yang menunjukkan akan datangnya wahyu dan
bukti nubuwwah bagi rasul SAW yang mulia. Diantara tanda-tanda tersebut
adalah mimpi yang benar di kala beliau tidur dan kecintaan beliau untuk
menyendiri dan berkhalwat di Gua Hira untuk beribadah kepada Tuhannya.
Al-Qur’an diturunkan pada
bulan ramadhan berdasarkan nash yang jelas yang terdapat dalam Surat
Al-Baqarah ayat 185 :
ãöky
tb$ÒtBu
üÏ%©!$#
tAÌRé&
ÏmÏù
ãb#uäöà)ø9$#
Wèd
Ĩ$¨Y=Ïj9
;M»oYÉit/ur
z`ÏiB
3yßgø9$#
Èb$s%öàÿø9$#ur
4
`yJsù
yÍky
ãNä3YÏB
tök¤¶9$#
çmôJÝÁuù=sù
(
`tBur
tb$2
$³ÒÍsD
÷rr&
4n?tã
9xÿy
×o£Ïèsù
ô`ÏiB
BQ$r&
tyzé&
3
ßÌã
ª!$#
ãNà6Î/
tó¡ãø9$#
wur
ßÌã
ãNà6Î/
uô£ãèø9$#
(#qè=ÏJò6çGÏ9ur
no£Ïèø9$#
(#rçÉi9x6çGÏ9ur
©!$#
4n?tã
$tB
öNä31yyd
öNà6¯=yès9ur
crãä3ô±n@
ÇÊÑÎÈ
“
(beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan
yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia
dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak
dan yang bathil).
C. CIRI- CIRI AL QUR’AN
1. RIMA
DAN BAIT
Yang dapat ditremukan dalam kitab suci
Al-qur’an lebih merupakn purwakanti,dimana perubahan nada vokal pendek pada
penghujung suatu ayat di kesampingkan; dan untuk sisanya,vokal-vokal terutama
panjangnya serta jatuhnya aksen yakni bentuk kata akhir-akhir ayat lebih di
pentingkan dari pada konsonan-konsonan.
Pernyataan-pernyataan nama Allah sering muncul
di penghujung ayat-ayat,terutama dalam
ayat-ayat panjang.
D. BENTUK AL QUR’AN
a. Nama Dan Bagian Liturgis
Untuk tujuan pembacaan kaum Muslimin membagi Al-qur’an
kedalam 30juz,pembgian ini berkaitandengan jumlah hari ramadhan ketika satu juz
Al-Qur’an dibaca setiap harinya.Bagian yang lebih kecil di sebut hizb
,bagian yang lebih kecil dari hizb adalah “perempatan”.
b. Surat Dan Ayat
Surah Al-qur’an berjumlah 114.Surat pertama di kenal sebagai
Al-Fatihah,”pembukaan”,merupakn surat doa pendek yang banyak sekali digunakan
dalam islam.Setiap surah memiliki nama atau judul,dan nama inilah yang lazim
digunakan para sarjana muslim dalam mengacu suatu surat.
Dalam salinan Al-quran,baik yang di tulis tangan maupun
yang di cetak,permulaan setiap surah di tandai dengan mukaddimah
(pelengkap),setelah mukaddimah datanglah bismillah dan di lanjutkan dengan ayat pertama pada surah
tersebut.
c. Huruf-Huruf Misterius
Ha-mim termasuk huruf misterius karna hanya Allahlah yang mengetahui
artinya, huruf misterius banyak terdapat dalam Al-quran.
d. Bentuk
Dramastis
Al-qur’an di
hujamkan atau di tujukan dalam bentuk seseorang yang berbicara(bertanya) kepada
Nabi bukan Nabi yang berbicara(bertanya) kepada orang,meskipun seringkali ia di
perintahkan untuk menyampaikan suatu pesan kepada mereka.Masalah siapa yang
berbicara dan siapa yang di tuju,ykni masakah bentu dramatis Al-qur’an layak di
simak.Juga jelas dalam berbagai Al-qur’an bahwa Nabi merupakan orang yang di
tuju.Ayat-ayat yang terkenal yang biasanya di pandang sebagai dua wahyu
terawal, “Hai orang yang berselimut dithar ,bangkitlah dan beri
perigatan,agungkanlah Tuhanmu.....”(Q.S 74:1-7) dan “Bacalah dengan menyebut
nama Tuhanmu”(Q.S96:1-5) secara jelas diturunkan kepada Nabi.
Bagaimana bentuk irhas ( tanda dan dalil ) sebelum diturunkannya wahyu ?
BalasHapusYang dimaksud rima dan bait didalam al-qur'an itu seperti apa?
BalasHapusCoba jelaskan
Sekan terimahkasih
Tolong jelaskan bagaimana Fase/tahap pertamanya turunnya alquran.
BalasHapusYang dapat ditremukan dalam kitab suci Al-qur’an lebih merupakn purwakanti.
BalasHapusCoba anda jelaskkan apa itu purwakanti?
Coba saudari jelaskan apa yg dimaksud dengan kayfiyat
BalasHapus