Senin, 04 September 2017

ulumul quran



FASE TURUNYA AL-QUR’AN (NUZULULQUR’AN), CIRI- CIRI DAN BENTUKNYA
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
KELOMPOK lI (dua)
NAMA                                                      NIM
1.  INDAH AGUSRIYANI                                         16 30200045
2.  WISDA LIA FITRI                                                            16 302000

FAK/JUR/SEM           : FDIK/ BKI-2 / III (TIGA)

DOSEN PEMBIMBING :
ZILFARONI, S. Sos.l., M.A
Description: D:\DATA\Documents\fhotos\other fhoto\pictures\logo iain psp.jpg
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PADANGSIDIMPUAN
TA.2017/2018

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaykum wr wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini tanda ada halangan sedikitpun. Sholawat serta Salam kepada Nabi Muhammmad SAW yang telah rela berjuang demi mengajak ummatnya kepada jalan yang benar serta dipenuhi cahaya Iman dan Islam.
Adapun materi yang kami paparkan dalam makalah ini berjudul “FASE TURUNYA AL-QUR’AN (NUZULULQUR’AN), CIRI- CIRI DAN BENTUKNYA’’. Kami menyadari dan meyakini bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Masih banyak kekurangan dan kesalahan yang kami sadari ataupun yang tidak kami sadari. Oleh karena itu kami mengharap kritik dari makalah ini. 
Namun begitu, meskipun makalah ini jauh dari kata sempurna kami berharap agar makalah ini sedikit banyaknya dapat bermanfaat bagi yang membacanya. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam pembuatan makalah ini.

Penulis



                                                                                                                 31 AGUSTUS 2017



FASE TURUNYA AL-QUR’AN (NUZULULQUR’AN), CIRI- CIRI DAN BENTUKNYA
PENDAHULUAN
Tidaklah tersembumyi bagi siapapun juga bahwa tiap-tiap sesuatu dan ada kadarnya. Demikianlah sunnatullah didalam alam ini. Sejarah adalah saksi yang benar menetapkan kebenaran ini. Seseorang ahli sejarah yang hendak menggali sesuatu dari perkembangan sejarah harus mengetahui sebab-sebab kejadian dan pendorong-pendorongnya, jika dia ingin mengetahui hakikat sejarah itu sebenaranya, bukan sejarah saja yang memerlukan hal demikian, ilmu-ilmu tabi’at, ilmu-ilmu kemasyarakatan dan kebudayaan serta kesusastraan juga memerlukan sebab dan musabab.
Turunnya AlQur’an merupakan suatu kejadian yang sangat mengagetkan sekaligus menggembirakan hati Rasulullah SAW. Sebagaimana turunnya Surat Al-‘alaq(ayat:1-5), Nabi Muhammad SAW  dalam menerimanya sangatlah berat karena karena diturunkan lewat perantara malaikat jibril sesosok yang membuat Nabi SAW ketakutan. Saat malaikat jibril menyampaikan wahyu tersebut, Rasullullah juga merasa keberatan karena tidak bisa melaksakan apa yang diperintah malaikat jibril. Tetapi setelah berkali-kali malaikat jibril mengulang akhirnya Rasullah SAW dapat menerimanya. Begitupun saat menerima ayat-ayat yang lain, Rasulullah selalu merasa ketakutan dengan segala sesuatu yang mengiringi ayat-ayat tersebut.
Begitu sulitnya Rasulullah dalam menerima wahyu membuktikan kalau peristiwa turunnya Al Qur’an merupakan suatu kejadian yang sangat luar biasa dan juga merupakan suatu . Dengan turunnya Al Qur’an berarti banyak hal yang perlu dikaji lebih mendalam lagi, baik dari segi sebab-sebab turunnya atau yang sering disebut Asbabun Nuzul maupun proses turunnya Al Qur’an itu sendiri.
Dalam makalah ini akan kita bahas tentang Fase Turunya Al-Qur’an (Nuzululqur’an), Ciri- Ciri Dan Bentuknya



  
PEMBAHASAN
  A.PENGERTIAN AL-QUR’AN
         Secara etimologi menurut buku karangan DR.ROSIHON ANWAR,M.Ag.,para ulama berbeda pendapat dari segi derivasi(isytiqaq),cara melafalkan (apakah menggunakan hamzah aatau tidak)dan apakah merupakan kata sifat atau kata jadian. Sedangkan secara istilah
a.Menurut Manna’ Al-Qaththan:
كلام اللله المنز ل عل محمد صل لله عليه و سلمم المتعبد بتلا و ته
Artinya:
Kitab Allah yang diturunkan kepda Nabi Muhammad saw. Dan orang yang membacanya akan memperoleh pahala.
 b.Menurut Al-Jurjani:
هو المنزل عل الرسول المكتوب في المصا حف المنقول عنه نقلا مننوا ترابلا شبهة
Artinya:
Yang di turunkan kepada Rasulullah saw.,di tulis dalam mushaf,dan diriwayatkan secara mutawatir tanpa kerguan.
   Dalam kitab Drs.Abu Anwar,M.Ag. secara etimologi Al-qur’an berarti bacaan. Ali Sha-Shobuni menyatakan bahwa Al-qur’an adalah firman Allah  yang mu’jiz, diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui perantaraan malaikat jibril yang tertulis dalam mushaf,diriwayatkan secara mutawatir,menjadi ibadah ibadah bagi yang membacanya.
      Menrut Imam Al-Zarqoni memberikan pengertian bahwa Al-qur’an adalah lafaz yang di turunkan kepada Nabi Muhammad saw yang di awali dengan surah Al-Fatiha dan di akhiri dengan surah An-Naas. Nuzulul Qur’an di turunkan dengan  berangsur-angsur agar mudah di pahami dan mudah di ingat. Al-qur’an di turunkan kepada nabi Muhammad melalui perantaraan malaikat Jibril dengan cara mewahyukan secara langsung maupun tidak lansung.

B. FASE/TAHAP TURUNNYA AL QUR’AN
1. Tahap pertama ( At-Tanazzulul Awwalu ), Al-Qur’an diturunkan atau ditempatkan di Lauh Mahfudh, yakni suatu tempat di mana manusia tidak bisa mengetahuinya secara pasti. Hal ini sebagaimana diisyaratkan dalam QS Al-Buruj : 21-22.
Artinya : Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al Qur’an yang mulia, yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh.
Penjelasan mengenai sejak kapan Al-Qur’an ditempatkan di Lauh Mahfudh, dan bagaimana caranya adalah merupakan hal-hal gaib yang menjadi bagian keimanan dan tidak ada yang mampu mengetahuinya selain dari Allah swt. Dalam konteks ini Al-Qur’an diturunkan secara sekaligus maupun secara keseluruhan. Hal ini di dasarkan pada dua argumentasi.

Pertama: Karena lahirnya nash pada ayat 21-22 surah al-Buruj tersebut tidak menunjukkan arti berangsur-angsur. Kedua: karena rahasia/hikmah diturunkannya Al-Qur’an secara berangsur-angsur tidak cocok untuk tanazul tahap pertama tersebut. Dengan demikian turunnnya Al-Qur’an pada tahap awal, yaitu di Lauh Fahfudz dapat dikatakan secara sekaligus dan tidak berangsur-angsur.

2. Tahap kedua (At-Tanazzulu Ats-Tsani), Al-Qur’an turun dari Lauh Mahfudh ke Baitul `Izzah di Sama’ al-Dunya (langit dunia), yakni setelah Al-Qur’an berada di Lauh Mahfudh, kitab Al-Qur’an itu turun ke Baitul `Izzah di langit dunia atau langit terdekat dengan bumi ini. Banyak isyarat maupun penjelasannya dari ayat-ayat Al-Qur’an maupun hadits Nabi SAW. antara lain sebagai berikut dalam Surat Ad-Dukhan ayat 1-6 :
Artinya: Ha-Mim. Demi Kitab (Al Qur’an) yang menjelaskan, sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah Yang mengutus rasul-rasul, sebagai rahmat dari Tuhanmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (QS Ad-Dukhan 1-6).

3. Tahap ketiga (At-Tanazzulu Ats-tsaalistu)
, Al-Qur’an turun dari Baitul-Izzah di langit dunia langsung kepada Nabi Muhammad SAW., yakni setelah wahyu Kitab Al-Qur’an itu pertama kalinya di tempatkan di Lauh Mahfudh, lalu keduanya diturunkan ke Baitul Izzah di langit dunia, kemudian pada tahap ketiga Al-Qur’an disampaikan langsung kepada Nabi Muhammad saw dengan melalui perantaraan Malaikat Jibril. Dalam hal ini antara lain tersebut dalam QS Asy-Syu`ara’ : 193-194, Al-Furqan :32 sebagai berikut:
Artinya : Ia (Al-Qur’an) itu dibawa turun oleh Ar-Ruh al-Amin (Jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan (Asy-Syu`ara’: 193-194).
Artinya : Berkatalah orang-orang kafir, mengapa Al-Qur’an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja. Demikianlah supaya Kami perbuat hatimu dengannya dan Kami (menurunkan) dan membacakannya kelompok demi kelompok (Al-Furqan ayat 32).
Al-Qur’an diturunkan dari Bait Al-Izzah ke dalam hati Nabi melalui malaikat Jibril dengan cara berangsur-angsur sesuai dengan kebutuhan. Adakalanya satu ayat, dua ayat, bahkan kadang-kadang satu surat. Diisyaratkan dalam Surat Ass-Syu’ara’ 193-195, “Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), Ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, Dengan bahasa Arab yang jelas”
Adapun tentang kayfiyat Al-Qur’an itu di turunkan telah terjadi penyelisihan antara para ulama. Dalam hal ini ada tiga pendapat :
 1.   Al-Qur’an itu diturunkan ke langit dunia pada malam al-qadr sekaligus lengkap dari awal sampai akhir. Kemudian diturunkan berangsur-angsur sesudah itu dalam tempo 20 tahun atau 23 tahun atau 25 tahun berdasarkan pada perselisihan yang terjadi tentang berapa lama nabi bermukim di mekkah sesudah beliau di angkat menjadi rasul. Pendapat ini berpegang pada riwayat Ath Thabary dari Ibnu abbas beliau berkata “diturunkan Al-Qur’an dalam lailatul qadr dalam bulan ramadhan ke langit dunia sekaligus semuanya, kemudian dari sana (langit) diturunkan sedikit sedikit kedunia”. Dari segi isnad riwayat tersebut kurang kuat akan tetapi boleh di gunakan.
2.    Al-Qur’an itu di turunkan ke langit dunia dalam 20 kali lailatul qadr dalam 20 tahun atau 23 kali lailatul qadr dalam 23 tahun atau 25 kali lailatul qadr dalam 25 tahun. Pada tiap-tiap malam diturunkan ke langit dunia tersebut, sekedar yang hendak di turunkan dalam tahun itu kepada Nabi Muhammad SAW dengan cara berangsur-angsur.
3.    Al-Qur’an itu permulaan turunnya ialah di malm al qadr, kemudian diturunkan setelah itu dengan berangsur-angsur dalam berbagai waktu.
Adapula pendapat bahwa Al-Qur”an di turunkan tiga kali dalam tiga tingkat:
1.    Di turunkan ke lauhil mahfudz.
2.    Di turunkan ke baitul izzah di langit dunia.
3.    Di turunkan berangsur-angsur kedunia.
Meski sanad nya shoheh, Dr. Subhi as Sholeh menolak pendapat di atas tersebut karena turunnya Al-Qur’an yang demikian itu termasuk bidang yang ghaib dan juga berlawanan dengan dzahir Al-Qur’an.
Menurut pendapat ulama jumhur, bahwa ”lafadz Al-Qur’an tertulis di lauhil mahfudz lalu di pindah dan di turunkan ke bumi”, dengan demikian tidak ada lagi lafadz-lafadz Al-Qur’an. Di lauhil mahfudz. Menurut pendapat Hasby Ash-Shiddiqie yang di nukil bukan lafazd yang ter ma’tub, hanya di salin lalu di turunkan. Hal ini sama dengan orang yang nenghapal isi kitab Al-Qur’an, isi kitab tetap berada dalam kitab yang di salin dalam hapalan pun persis sebagai mana yang tertulis dalam kitab Al-Qur’an itu.
Al-Qur’an diturunkan dalam waktu 22 tahun  2 bulan 22 hari, yaitu mulai dari malam 17 Ramadhan tahun 41 dari kelahiran Nabi sampai 9 dhulhijjah Haji wada’ tahun  63 dari kelahiran Nabi atau tahun 10 H. Permulaan turunnya Al-Qur’an ketika Nabi SAW bertahannus (beribadah) di Gua Hira. Pada saat itu turunlah wahyu dengan perantara Jibril Al-Amin dengan membawa beberapa ayat Al-Qur’an Hakim. Surat yang pertama kali turun adalah surat Al-Alaq ayat 1-5. Sebelum wahyu diturunkan telah turun sebagian irhas (tanda dan dalil) sebagaimana hadits yang diriwayatkan Imam Bukhori dengan sanad dari Aisyah yang menunjukkan akan datangnya wahyu dan bukti nubuwwah bagi rasul SAW yang mulia. Diantara tanda-tanda tersebut adalah mimpi yang benar di kala beliau tidur dan kecintaan beliau untuk menyendiri dan berkhalwat di Gua Hira untuk beribadah kepada Tuhannya.
Al-Qur’an diturunkan  pada bulan ramadhan berdasarkan nash yang  jelas yang terdapat dalam Surat Al-Baqarah  ayat 185 :
ãöky­ tb$ŸÒtBu üÏ%©!$# tAÌRé& ÏÏù ãb#uäöà)ø9$# Wèd Ĩ$¨Y=Ïj9 ;M»oYÉit/ur z`ÏiB 3yßgø9$# Èb$s%öàÿø9$#ur 4 `yJsù yÍky­ ãNä3YÏB tök¤9$# çmôJÝÁuŠù=sù ( `tBur tb$Ÿ2 $³ÒƒÍsD ÷rr& 4n?tã 9xÿy ×o£Ïèsù ô`ÏiB BQ$­ƒr& tyzé& 3 ߃̍ムª!$# ãNà6Î/ tó¡ãŠø9$# Ÿwur ߃̍ムãNà6Î/ uŽô£ãèø9$# (#qè=ÏJò6çGÏ9ur no£Ïèø9$# (#rçŽÉi9x6çGÏ9ur ©!$# 4n?tã $tB öNä31yyd öNà6¯=yès9ur šcrãä3ô±n@ ÇÊÑÎÈ 

(beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).
C. CIRI- CIRI AL QUR’AN
 1. RIMA DAN BAIT
Yang dapat ditremukan dalam kitab suci Al-qur’an lebih merupakn purwakanti,dimana perubahan nada vokal pendek pada penghujung suatu ayat di kesampingkan; dan untuk sisanya,vokal-vokal terutama panjangnya serta jatuhnya aksen yakni bentuk kata akhir-akhir ayat lebih di pentingkan dari pada konsonan-konsonan.
Pernyataan-pernyataan nama Allah sering muncul di  penghujung ayat-ayat,terutama dalam ayat-ayat panjang.
D. BENTUK AL QUR’AN
a. Nama Dan Bagian Liturgis
Untuk tujuan pembacaan kaum Muslimin membagi Al-qur’an kedalam 30juz,pembgian ini berkaitandengan jumlah hari ramadhan ketika satu juz Al-Qur’an dibaca setiap harinya.Bagian yang lebih kecil di sebut hizb ,bagian yang lebih kecil dari hizb adalah “perempatan”.
b. Surat Dan Ayat
Surah Al-qur’an berjumlah 114.Surat pertama di kenal sebagai Al-Fatihah,”pembukaan”,merupakn surat doa pendek yang banyak sekali digunakan dalam islam.Setiap surah memiliki nama atau judul,dan nama inilah yang lazim digunakan para sarjana muslim dalam mengacu suatu surat.
Dalam salinan Al-quran,baik yang di tulis tangan maupun yang di cetak,permulaan setiap surah di tandai dengan mukaddimah (pelengkap),setelah mukaddimah datanglah bismillah  dan di lanjutkan dengan ayat pertama pada surah tersebut.
c. Huruf-Huruf Misterius
Ha-mim termasuk huruf misterius karna  hanya Allahlah yang mengetahui artinya, huruf misterius banyak terdapat dalam Al-quran.
d. Bentuk Dramastis
Al-qur’an di hujamkan atau di tujukan dalam bentuk seseorang yang berbicara(bertanya) kepada Nabi bukan Nabi yang berbicara(bertanya) kepada orang,meskipun seringkali ia di perintahkan untuk menyampaikan suatu pesan kepada mereka.Masalah siapa yang berbicara dan siapa yang di tuju,ykni masakah bentu dramatis Al-qur’an layak di simak.Juga jelas dalam berbagai Al-qur’an bahwa Nabi merupakan orang yang di tuju.Ayat-ayat yang terkenal yang biasanya di pandang sebagai dua wahyu terawal, “Hai orang yang berselimut dithar ,bangkitlah dan beri perigatan,agungkanlah Tuhanmu.....”(Q.S 74:1-7) dan “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu”(Q.S96:1-5) secara jelas diturunkan kepada Nabi.




5 komentar:

  1. Bagaimana bentuk irhas ( tanda dan dalil ) sebelum diturunkannya wahyu ?

    BalasHapus
  2. Yang dimaksud rima dan bait didalam al-qur'an itu seperti apa?
    Coba jelaskan
    Sekan terimahkasih

    BalasHapus
  3. Tolong jelaskan bagaimana Fase/tahap pertamanya turunnya alquran.

    BalasHapus
  4. Yang dapat ditremukan dalam kitab suci Al-qur’an lebih merupakn purwakanti.
    Coba anda jelaskkan apa itu purwakanti?

    BalasHapus
  5. Coba saudari jelaskan apa yg dimaksud dengan kayfiyat

    BalasHapus