Minggu, 17 September 2017

ulumul qur'an

                  NUZUL QUR’AN DAN JAM’UL QUR’AN PADA MASA                                                    KHULAFAURRASYIDIN
A.    Latar belakang masalah
Al-Qur’an merupakan pedoman umat islam yang berisi petunjuk dan tuntutan komperehensif  guna mengatur kehidupan di dunia dan akhirat. Ia merupakan kitab otentik dan unik, yang mana redaksi susunan maupunkandungan maknanya berasal dari wahyu sehingga ia terpelihara dan terjamin sepanjang zaman.
B.     Rumusan masalah
Untuk lebih jelasnya, akan dipaparkan rumusan masalah yang akan menjadikan pembahasan dalam makalah ini. Rumusan masalah tersebut yaitu:                                                        Bagaimana proses jam’ul Qur’an  pada masa khulafaur rasyidin?
C.     Tujuan
1.   Mengetahui defenisi jam’ul Qur’an.                                                                         2.  Menjelaskan proses Jam’ul Qur’an pada masa khulafaur rasyidin.
    















PEMBAHASAN
1.      Defenisi Jam’ul Qur’an
Dalam sebagian besar literatur yang membahas tentang ilmu-ilmu Al-Qur’an, istilah yang digunakan untuk menunjukkan arti penulisan, pembukuanAl-Qur’an adalah Jam’ul Qur’an yang artinya pengumpulan Al-Qur’an. Sehingga kalimat Jam’ul Qur’an dalam bahasa Indonesia memiliki istilah khusus, yang kodifikasi Al-Qur’an. Namun Jam’ul Qur’an diartikan oleh para ulamadengan dua makna, yaitu:                          a). Jam’ul Qur’an dengan cara menjaga atau menghafalnya. Pengumpulan Al-Qur’an  di simpan didalam hati.                                                                                                      b). Jam’ul Qur’an diartikan sebagai penulisan secara keseluruhan, baik secara huruf, surat dan sistematika ayat-ayatnya. Pengumpulan disimpan didalam mushaf.
2.      Jam’ul Qur’an pada masa Khulafaurrasydin                                                                           Al-Qur’an pada msa Nabi belumlah dihimpun menjadi satu, sebab Nabi SAW. belum memerintahkannyadan menjaga apabila turun wahyu lagi yangbakan diterimanya. Setelah Nabi SAW. wafat, estafet dakwah dilanjutkan oleh para khulafaur rasyidin. Dilakukan dalam tiga periode yaitu: Abu Bakar Ash Siddiq, Umar Ibn Hkattab, dan Ustman Ibn Affan.
a.  Pengumpulan pada masa Abu Bakar Ash Siddiq
      Pada dasarnya, seluruh Al-Qur’an sudah ditulis padawaktu  masa Nabi masih ada, hanya saja pada masa itu surat-surat dan ayat-ayatnya ditulis dengan terpencar-pencar. Sehingga dalam sejarah disebutkan bahwa orang yang pertama kali menyusundalam satu mushaf ialah Abu Bajar Ahs Siddiq. Oleh karena itu, Abu ‘Abdillah al-Muhasibi berkata dalam kitabnya:
                  “Penulisan Al-Qur’an bukanlah suatu hal yang baru. Sebab Rasulullah                        pernah memerintahkannya. Hanya saja, saat itu tulisan Al-Qur’an                                  berpencar-pencar pada pelepah kurma, btu halus, kulit, tulang unta,                    dan bantalan dari kayu. Abu Bakat kemudian berinisiatif menghimpun              semuanya.”
Kaum muslimin melakukan konsensus untuk mengangkat Abu Bakar menjadi seorang khalifah sepeninggalan Nabi SAW. pada awal masa pemerintahan Abu Bakar, terjadi kekacauan akibat ulah  musailamah al-Kazzab beserta pengikut-pengikutnya. Mereka menolak membayar zakat dan murtad dari islam. Pasukan yang dipimpin Khalid Ibn Walid segera menumpas gerakan ini.
b. Pengumpulan pada masa Umar Ibn Khattab                                                                     Sebelum Abu Bakar Ash-Siddik meninggal dunia, ia menyerahkan mushaf tersebut kepada Umar Ibn Khattab, sehingga mushaf tersebut terjaga dengan sangat ketat sebagai tanggung jawab selaku khalifah kedua pengganti Abu Bakar Ash-Siddik.                                                                                                                Pada masa Umar Ibn Khattab, mushab tersebut diperintahkan untuk disalin kembali dalam lembaran yang lebih baik. Namun Umar Ibn Khattab tidak lagi menggandakan lembaran tersebut karena hanya memang untuk sebagai naskah orisinil, bukan sebagai bahan hapalan. Setelah seluruh rangkaian penulisan selesai, naskah tersebut diserahkan kepada Hafsah Binti Umar, anak beliau sekaligus istri Nabi Muhammad SAW.                                                                                               Fase ini sering sekali tidak mendapat perhatian daripakar ilmu Al-Qur’an, kekosongan ini akan membuka peluang baru bagi para orientalis untuk mencari celah dimana mereka dapat menyisipkan tujuan-tujuan negatif. Maka pada saat ini sebaiknya disebutkan bahwa pada masa Umar Ibn Khattab, Jam’ul Qur’an tetap ada dalam arti menggunakan shalat jamaah dan dirumah-rumah sahabat.                
 c.  Pengumpulan pada masa Ustman Ibn Affan                                                              
 Dalam perjalanan selanjutnya, ketika jabatan khalifah dipegang Ustman Ibn Affan dan islam tersiar secara luassampai ke Syam,Irak ketika itu timbulpula peristiwa yang tidak diinginkan kaum muslimin.  Singkatnya, ketika Ustman menggerakkan bala tentara islam ke negeri Syam dan Irk untuk memerangi penduduk Armenia dan  Azarbaijan, tiba-tiba Huzaifah Ibn Al-Yaman menghadap khalifah Ustman dengan maksud menyampaikan berita bahwa dikalangan kaum muslimin dibeberapa daerah terdapat perselisihan pendapat mengenai tilawah (bacaan) Al-Qur’an. Huzaifah menyarankan kepada Ustman agar perselisihan itu segera dipadamkan dengan cara menyalin dan memperbanyak Al-Qur’an yang telah dihimpun dimasa khalifah sebelumnya untuk kemudian dikirimkan  kebeberapa daerah kekuasaan kaum muslimin. Dengan demikian, diharapkan agar perselisihan dalam pembacaan Al-Qur’an  itu tidak berlarut-larut seperti yang dialami orang-orang Yahudi dan Nasrani dalam mempersengketakan kitab sucinya masing-masing sehingga kemudian melahirkan teks-teks kitab suci yang berlainan satu dengan yang lain.Setelah tim tersebut berhasil menyelesaikan tugasnya, khalifah Ustman Ibn Affan mengembalikan mushaf orsinil kepada Hafsah. Kemudian beberapa mushaf hasil kerja tim tersebut dikirim keberbagai kota.

















                                   
                   





    
         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar